Kamis, 21 Februari 2013

let's be happy


Bahagia Itu Pilihan
Dalam teori kebahagiaan yang saya baca, menurut Profesor Daniel Gilbert, ada 2 kebahagiaan yaitu Kebahagiaan alami dan kebahagiaan Sintesis.
kebahagiaan alami adalah apa yang secara spontan kita rasakan saat mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan kebahagiaan sintesis adalah sesuatu yang sengaja kita pilih untuk kita pikirkan atau lakukan supaya bahagia. Menurut anda, mana kebahagiaan yang bertahan lama, kebahagiaan yg alami atau kebahagiaan yg sintesis? Ternyata kebahagiaan yg bertahan lama adalah kebahagiaan sintesis. Mengapa?
Sebab semakin bergantung kepada kebahagiaan alami, kita akan rentan terombang-ambing antara bahagia dan menderita, karena kehidupan dunia ini selalu diselingi dengan peristiwa baik-buruk yang datang silih berganti. Kebahagiaan alami akan segera hilang seiring dengan berjalannya waktu, misalnya, ketika mendapatkan kenaikan gaji, kita akan senang dan bahagia. Namun seiring berjalannya waktu, kenaikan gaji itu menjadi biasa, bahkan mungkin sudah hilang dan kita akan mengajukan kenaikan gaji yang baru lagi.
Menurut beberapa pakar psikologi, kita seharusnya menciptakan kebahagiaan hidup dengan berbagai cara, misalnya, kita mencari pekerjaan dan aktivitas yang positif, bermakna, bermanfaat dan kalau bisa berdampak besar untuk kebaikan umat manusia dengan mengajak sebanyak banyaknya orang melakukan pekerjaan dan kebaikan yang kita lakukan.
Menurut saya pribadi BERDAKWAH adalah sesuatu pekerjaan yang membuat kita Bahagia, salah satunya adalah ketika kita mengisi Halaqah kita akan merasakan bahagia karena kita berharap ada nilai nilai positif yang akan kita bicarakan & lakukan bersama binaan kita. Selain itu saya juga senang ketika saya membuat stiker sosialisasi qiyadah kita calon Walikota. Jadi intinya bagaimanapun kesibukan kita, kita harus meluangkan waktu untuk menciptakan kebahagian sintesis tersebut.
Contoh lain: ada seorang trainer yang akan mengisi seminar di daerah puncak, seperti biasa daerah puncak sangat macet maka si trainer tsb “terpaksa” memakai jasa voorijder (2 polisi bermotor). Begitu lancarnya perjalanan sehingga sampai dilokasi seminar dengan cepat, krn masih lama maka si trainer  mengajak 2 petugas polisi tsb makan siang disalah satu restaurant favorit dipuncak. Awalnya mereka menolak ajakan u makan satu meja bersama  trainer tsb, tetapi setelah “dipaksa” mereka berkenan menikmati makanan Khas sunda di restaurant tsb.sambil makan, mereka  ngobrol seputar keluarga,pekerjaan maupun jalur puncak yg sering macet saat hari libur, walau baru kenal, mereka ngobrol sangat akrab. Usai makan siang, sang trainer segera menuju tempat seminar yg memang sangat dekat dengan restauran itu. Ada kejadian menarik yang tak akan terlupakan dalam hidup sang trainer.
Ketika hendak masuk mobil tiba tiba salah satu polisi menghampiri sang trainer dan berkata, ” mohon izin,pak” sang trainer bingung dan menjawab sekenanya, ” iya…” Tapi polisi itu kemudian menghalangi jalan sang trainer memasuki mobil dan dengar suara bergetar, ia berkata lagi” mohon izin, pak…” Sang trainer berhenti sejenak dan ada sedikit keraguan dalam hatinya.
Saat itu, tiba tiba tangannya disodorkan kearah sang trainer pertanda mengajak berjabat tangan, walaupun ragu sang trainer menjabat tangannya. Tanpa diduga, polisi itu menarik tangan dan kemudian memeluk sang trainer sambil berkata, “terima kasih, Pak. Bertahun tahun saya bertugas, baru kali ini saya diajak makan satu meja dengan orang yang saya kawal, saya merasa sangat dihargai dan terhormat. Sekali lagi, terima kasih, Pak”mendengar kata kata itu sang trainer membalas pelukannya dengan sepenuh hati.
Polisi iti telah memberikan pelajaran berharga, TENYATA untuk membahagiakan diri kita dan orang lain, bisa dilakukan dengan cara cara yang sangat sederhana, salah satunya makan bersama.
Saat kita merasa bahagia, sesungguhnya hormon hormon dalam tubuh kita juga bekerja. Mengapa demikian? Karena saat bahagia, kita tertawa. Saat tersenyum dan tertawa itulah tubuh akan memicu peningkatan T-cells yang akan membuat peningkatan sistem kekebalan tubuh kita. Tersenyum dan tertawa juga bisa menurunkan produksi hormon cortisol, epinephrine dan dopac yg berkaitan dengan respon terhadap stress. Hasilnya terjadi penurunan tingkat stress, depresi, kecemasan dan duka yg mendalam.
berikut ini adalah catatan inspirasi dari akh Mustofa Ali :
“Kawan…Bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan.
Perasaan bahagia adalah hak setiap orang.
Bahagia bisa bersemayam di hati pemulung yang hidupnya dihabiskan bersama sampah. Bahagia juga bisa bersemayam di hati karyawan yang gajinya pas – pasan. Bahagia juga bisa bersemayam di hati pimpinan perusahaan yang sibuknya minta ampun. Semua orang, apapun profesinya bisa bahagia ASALKAN mereka bisa menciptakan rasa bahagia itu dihatinya. Termasuk kita kawan.
Kawan … Jangan sering menunda – nunda rasa bahagia.
Sering khan kita bergumam …
Hmmm … bahagianya kalo kita bisa punya rumah sendiri. Setelah punya rumah sendiri, lalu bergumam kembali …
Hmmm … bahagianya kalo kita punya mobil. Setelah punya mobil , selanjutnya bergumam kembali …
Hmmm … enak kali ya kalo punya mobil satu lagi …. begitu seterusnya, tidak pernah ada habisnya.
kawan … Kita cenderung menunda – nunda untuk bahagia. Padahal kita bisa BAHAGIA SEKARANG. Asalkan kita bisa MENCIPTAKAN rasa bahagia itu dihati kita sekarang, apapun kondisi kita saat ini.
Kawan … ingatlah selalu kata – kata indah di majalah Tarbawi ”Bukan Suasana yang harus dicari, tapi Rasa yang harus diperbaiki”
Salam Bahagia
Sumber : Islamedia
Diambil dari www.salimah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar